Ilmu dan Pengetahuan
Ilmu, kata sederhana ini sering kita ucapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Semua hal yang ada di dunia ini selalu berkaitan dengan ilmu. Contohnya adalah ilmu sosial, ilmu budaya, ilmu alam dan sebagainya. Pertanyaannya, kenapa semua hal bisa berhubungan dengan yang ilmu? Mungkin karena rasa keingintahuan manusia yang sangat besar tentang segala hal maka ilmu itu tercipta. Dari manusia itu masih bayi sampai dewasa pun rasa ingin tahu manusia tak kan hilang. Biasanya bila manusia penasaran dengan suatu hal, maka ia akan berusaha untuk meneliti dan menelusuri hal itu sampai ia menemukan jawabannya. Oleh karena itu segala hal yang ada di dunia ini pasti ada ilmunya tergantung dari mana manusia itu menanggapinya.
Ada orang yang menamakannya ilmu, ada yang menamainya ilmu pengetahuan, dan pula ada yang menyebutnya sains. Keberagaman istilah tersebut adalah suatu usaha untuk melahirkan padanan (meng-Indonesiakan) kata science yang asalnya dari bahasa Inggris. Pengertian yang terkandung dibalik kata-kata yang berbeda tersebut ternyata juga tidak kalah serba ragamnya. Keserbaragamannya bahkan kadang-kadang seolah-olah mengingkari citra ilmu pengetahuan itu sendiri yang pada dasarnya bertujuan untuk merumuskan sesuatu dengan tepat, tunggal dan tidak bias. Kata ilmu sudah digunakan masyarakat sejak ratusan tahun yang lalu. Di Indonesia, bahkan sebelum ada kata ilmu sudah dikenal kata-kata lain yang maksudnya sama, misalnya kepandaian, kecakapan, pengetahuan, ajaran, kawruh, pangrawuh, kawikihan, jnana, widya, parujnana, dan lain-lain. Sejak lebih dari seribu tahun yang lampau nenek moyang bangsa kita telah menghasilkan banyak macam ilmu, contohnya kalpasastra (ilmu farmasi), supakasastra (ilmu tataboga), jyotisa (ilmu perbintangan), wedastra (ilmu olah senjata), yudanegara atau niti (ilmu politik), wagmika (ilmu pidato), sandisutra (sexiology), dharmawidi (ilmu keadilan), dan masih banyak lagi yang lainnya.